Back to Pos

Perusahaan BUMN ini Terdepan dalam Teknologi 5G

Meskipun Kemenkominfo telah memastikan bahwa teknologi 5G belum akan diimplementasi dalam waktu dekat. Rupanya  Telkom sebagai salah satu perusahaan plat merah tidak ingin ketinggalan untuk menjajakin peluang bisnis yang akan tercipta. Tidak tanggung-tanggung, meskipun belum ada kejelasan dari pemerintah soal regulasi dan spektrum, perusahaan ini mengakui sudah ada  pembicaraan dengan konsumen untuk implementasi teknologi tersebut.

PT Telkom sudah mengantongi konsumen untuk teknologi 5G

Hal tersebut diungkapkan oleh Ririek Adriansyah, Direktur Utama PT Telkom dalam acara di Jakarta, senin (15/7) Lalu.  Menurutnya, Telkom kini sudah mulai mengimplementasikan 5G  untuk B2B, walaupun diprediksi infrastrukturnya baru akan siap dalam beberapa tahun yang akan datang.

“Telkomsel sudah ada pembicaraan dengan salah satu perusahaan di salah satu pulau. Industri kertas yang berminat untuk menggunakan teknologi 5G dari kami,” terangnya.

Meski belum final, menurutnya pribadi potensi di segmen B2B akan lebih relevan bagi teknologi 5G.  Mereka juga kabarnya telah berkomunikasi dengan Menkominfo Rudiantara untuk masalah trial teknologi tersebut.

“Tentunya kami menunggu spektrum yang ada, ini risikonya cukup besar kalau dipaksakan karena akan menggusur (spektrum) yang lain. (untuk B2C) saat ini handphone-nya saja masih mahal sekitar US$ 1.200 jadi segmennya terbatas, dugaan saya sih 5G akan berbeda dengan 4G,” tutupnya.

Sejauh ini operator telekomunikasi di tanah air masih belum menemukan bentuk monetisasi teknologi 5G lantaran regulasinya belum ada. Yang jelas sampai saat ini segmen B2B paling memungkinkan menyerap teknologi tersebut.

“Kami sudah sampaikan kepada Pak Menteri (Kominfo), Pak Menteri juga membuka diri bagi para operator yang mau trial 5G dengan area tertentu dan terbatas,” lanjutnya.

Hal ini tentu saja menjadi peluang besar bagi perusahaan ataupun bisnis yang ingin mencoba teknologi terbaru tersebut. Walaupun tentu saja, angka investasi yang cukup besar haruslah dikeluarkan untuk perusahaan yang berminat menggunakan teknologi ini. Menurutnya,tentu penting untuk memulai tahapan implementasi seawal mungkin.

“Investasi 5G juga cukup besar karena kapasitas dan latensi. Kapasitasnya kan besar, investasi itu ada dua, di wireless dan konfigurasi network, Maka dari itu saya berharap pemerintah setidaknya ada kejelasan tentang 5G.”

Dirinya menjelaskan untuk menyediakan spektrum untuk 5G membutuhkan 100 MHz.

Ericsson siap merebut pasar 5G  Indonesia

Hasil gambar untuk ericsson telkomsel

Ericsson, yang sebelumnya dikabarkan telah bekerjasama dengan  Telkomsel untuk menjadi partner pengadaan infrastruktur 5G, juga baru saja merilis laporan tentang 5G. laporan yang bertajuk Ericsson Mobility Report Juni 2019 tersebut berisis beberapa  perkiraan tentang teknologi 5G di kancah global.

Salah satunya adalah data yang menyebutkan bahwa penyerapan 5G secara global terjadi lebih cepat dari waktu yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini dikarenakan banyakanya operator yang sudah bisa beradaptasi dengan teknologi ini.

Selain itu laporan ini juga memperkirakan bahwa pelanggan 5G sudah akan mencapai 1,9 pada 2024  yang artinya mencapai 45% dari seluruh populasi dunia masa itu.  Masih dalam laporan yang sama, diperkirakan pada akhir 2024 lalu lintas data secara global mencapai 131 Exabytes (EB). Data 5G berkontribusi hingga 35% dari total lalu lintas data seluler tersebut.

Soal pemanfaatan 5G, Ericcson melalui ConsumerLab Ericcson juga sempat melakukan penilitian terhadap  3.500 pelanggan yang tersebar di 22 negara. Dengan sebanyak 1.500 responden berasal dari Indonesia dan mewakili opini 41 juta pengguna ponsel pintar.

Hasilnya, ditemukan bahwa pengguna ponsel pintar bersedia membayar harga layanan data Rp30.000 lebih mahal untuk menikmati layanan5G, adapun early adopter justru bersedia membayar Rp50.000 lebih besar.

Para responden berpendapat Augmented Reality dan Telepon Holografik 3D menjadi dua model utama yang akan menggunakan 5G.

Adapun, untuk prediksi pola konsumsi, diperkirakan rata-rata penggunaan data ponsel melalui perangkat 5G dapat meningkat hingga 60G- 110 GB  per bulan, untuk  pengguna ponsel pintar dengan konsumsi data yang besar.

Masyarakat Indonesia berharap 5G berdampak positif

Lebih mengkrucut lagi, 1.500 responden di Indonesia, mengharapkan pengalaman baru berinternet dengan 5G, dapat membawa dampak positif bagi berbagai sektor dari aplikasi untuk konsumen hingga industri otomotif.

Sebanyak 75% responden percaya kecepatan ultra-high internet dan konektivitas 5G dapat memfasilitasi masyarakat untuk bekerja di mana saja. Sementara itu, 67% responden mengatakan bahwa konektivitas internet 5G di mobil akan sama pentingnya dengan efisiensi bahan bakar dalam 5 tahun mendatang.

Responden juga berharap agar 5G dapat membantu mengatasi kepadatan jaringan di perkotaan dalam waktu dekat. Dikarenakan sebanyak enam dari 10 pengguna ponsel pintar mengaku menghadapi permasalahan jaringan di wilayah padat penduduk.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sempat menyampaikan jika Indonesia benar-benar membutuhkan 5G dalam waktu dekat, kemungkinan frekuensi yang akan digunakan adalah Extended C di 3,5 GHz. Sistem pemanfaatannya dengan berbagi frekuensi atau sharing dengan satelit.

Hanya saja gagasan tersebut ditolak oleh sejumlah pemain satelit. Mereka beragumen, Pertama, dari sisi regulasi penerapan sistem berbagai fekuensi bertentangan dengan Peraturan Pemerintah no.53/2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit. Kedua, kemungkinan terjadi interferensi atau gangguan jaringan

Monetisasi 5G Diprediksi Masih Sulit

Hasil gambar untuk ericsson telkomsel

Ririek Adriansyah menilai monetisasi 5G saat ini masih sulit untuk diprediksi di Indonesia. Pasalnya menurut Dirut Telkom itu, teknologi 5G di saat ini baru bagus di level demo saja, sementara di dunia nyata belum tentu teknologi itu aplikatif.

“5G memang sudah banyak didemokan. Itu memang bagus untuk didemo, tapi di dunia nyata belum tentu itu suatu yang practiceable. Misalnya mobil driverless. Di Indonesia, teknologi itu masih challenging banget untuk digunakan di jalan luas”, tambah Ririek.

Untuk diketahui, pada ajang Asian Games 2018 tahun lalu, Telkomsel pernah memamerkan kencangnya koneksi 5G dengan menggunakan mobil driverless. Sayangnya, dalam sambutan yang diberikan Ririek di acara Selular Congress 2019. Ia menyatakan bahwa teknologi itu saat ini belum bisa digunakan.

Sedang mencari produk infrastruktur IT bagi perusahaan Anda ? Ilogopoint menyediakan berbagai jenis perangkat  yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan Anda. Hubungi saja sales kami atau klik icon whatsapp di bawah ini.

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to Pos
× How can I help you?