Back to Pos

Ini Infrastruktur yang Harus dibangun Perusahaan Startup

Membuka sebuah perusahaan masa kini atau yang lebih dikenal dengan startup, tentu membutuhkan infrastruktur teknologi yang mumpuni. Hal ini tentu wajar dilakukan karena tuntutan pasar masa kini yang seringkali berubah begitu cepatnya.

Karena itulah sebuah infrastruktur dalam perusahaan startup haus diutamakan dan setidaknya memiliki fungsi penyimpanan, pengolahan serta analisis data. Sebuah infrastruktur teknologi informasi, dapat diletakkan dalam sebuah pusat data, atau menyebar di beberapa data center yang dimiliki oleh pihak ketiga seperti penyedia cloud.

Ketika kita berbicara tentang Infrastruktur Data Center, berarti kita berbicara bukan hanya Data center itu sendiri, tetapi semua tentang perangkat pendukung data center seperti daya, pendinginan, networking, hingga bangungan data center itu sendiri.

Komponen Infrastruktur Teknologi Informasi

Ada beberapa Infrastruktur perangkat keras pada sebuah data center, seperti beberapa peralatan di bawah ini:

  • Server
  • Subsistem penyimpanan
  • Perangkat jaringan, seperti switch, router dan kabel fisik
  • Dan peralatan jaringan khusus, seperti firewall jaringan

Selain itu sebuah data center juga memerlukan pertimbangan keamanan teknologi informasi secara hati-hati. Ini bisa termasuk keamanan fisik untuk bangunan, seperti akses pintu elektronik, video CCTV, kartu akses, dan masih banyak lagi  yang lainnya.

Tentu hal ini dilakukan agar operasional perangkat dapat terus berjalan tanpa terkendala hal eksternal. Tentu kita  juga membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkanuntuk menjaga keberlangsungan operasional perangkat tersebut.

Selain dari data center, sebuah kantor Startup tentu harus memiliki infrastruktur di bawah ini.

  • kabel serat optik
  • satelit
  • router
  • agregator
  • repeater
  • balancer
  • komponen jaringan lainnya yang mengendalikan jalur transmisi

Sementara itu untuk tersambung dengan internet, perusahaan harus berkoordinasi dengan ISP yang memiliki kewenangan untuk menyabungkan peringkat kita dengan layanan internet.

Permintaan Konsultan IT Meningkat

Maka dari  itu, perusahaan harus mempersiapkan perangkat IT yang sesuai dengan usaha yang digunakan. Dalam hal ini, infrastruktur menjadi penting untuk diperhatikan.

Salah satunya adalah dengan menggunakan Konsultan IT yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Selalu pahami bahwa pengusaha harus sudah mengantisipasi kondisi kebanjiran pengguna. Perlu dipahami juga bahwa membangun infrastruktus membutuhkan biaya yang sangat besar.

Ketika membangun sebuah aplikasi startup, bisa saja aplikasi tersebut tiba diserbu oleh user dalam waktu yang singkat lantaran popularitasnya yang tiba-tiba naik. Ketika terjadi malfungsi lantaran infrastruktur, tentu akan sangat disayangkan.

Maka dari itu infrastruktur startup harus dipersiapkan dengan baik, salah satunya dengan menggunakan konsultan IT yang dapat mempersiapkan hal tersebut.

Teknologi Internet Memengaruhi Tren

Setelah mempersiapkan infrastruktur di perusahaan, sebagai perusahaan startup, selanjutnya Anda dapat berfokus ke dunia internet yang kini sedang menjadi tren.

Perkembangan teknologi internet banyak mempengaruhi tren bisnis di tanah air. Saat ini perusahaan rintisan digital atau startup, usaha kecil menengah atau UKM, dan perusahaan besar berlomba-lomba memanfaatkan teknologi informasi untuk mengembangkan bisnis.

Hal itu tidak aneh, mengingat pengguna internet memang termasuk pasar menjanjikan. Menurut lembaga riset pasar e-Marketer, populasi netter dalam negeri mencapai 83,7 juta orang pada 2014. Angka ini diperkirakan akan melambung hingga 112 juta pada 2017 nanti.

Tak pelak, jika berniat menggaet pasar di dunia maya, pelaku usaha wajib mulai membenahi kebutuhan teknologi internalnya untuk menyokong kelancaran bisnis. Bagi perusahaan bermodal besar, menyediakan perangkat teknologi mungkin bukan hal sulit.

Berbeda dengan perusahaan startup yang baru berkembang, perangkat teknologi harus dipilih dengan sebaik-baiknya. Sebagai pertimbangan, seperti dikutip Huffingtonpost.com, setidaknya lima teknologi berikut ini wajib dimiliki semua startup:

Pertimbangkan untuk Go Mobile 

Pada 2017 nanti jumlah belanja online lewat perangkat ponsel pintar dan tablet diperkirakan akan mencapai 114 miliar dollar AS atau setara Rp 1.552 triliun.

Sudah bukan rahasia umum bahwa sebelum membeli produk atau jasa tertentu, kebanyakan calon pembeli memanfaatkan ponsel pintar untuk menggali informasi. Namun  begitu, tak semua pebisnis startup memiliki situs internet yang bisa diakses lewat gawainya.

Setidaknya, sekitar 93 persen situs milik UKM dan startup hanya bisa dibuka pada perangkat komputer. Sebagai catatan penting, karena pasar mobile phone begitu besar, pebisnis tak perlu ragu lagi berinvestasi membuat situs yang bisa dengan nyaman ditelusuri para pelanggannya, apapun gawai yang mereka pakai.

Kemudahan pembayaran Pada 2013 lalu sekitar 15 persen orang di dunia melakukan pembayaran lewat ponsel pintar. Penelitian menunjukkan, orang-orang tipe ini tidak ragu menghabiskan banyak uang untuk berbelanja.

Tak heran, kini banyak pebisnis mulai merambah ke pembayaran secara mobile. Saat ini, ada 220 ribu vendor menawarkan Apple Pay sebagai alat pembayaran. Namun, kendati demikian, tak perlu mengikuti jejak mereka. Anda bisa melakukan investasi di bidang ini secara hati-hati sesuai kebutuhan pasar.

Keamanan Jaringan

Jangan sepelekan kualitas keamanan data bisnis.Laporan perusahaan telekomunikasi asal AS, Verizon, menunjukkan setidaknya ada 63.000 kasus pelanggaran keamanan komputer pada 2013 lalu.

Dari angka itu, sekitar 40 juta konsumen pengguna kartu kredit dan debit menjadi korban. Caranya beragam, tergantung industri yang menjadi target.

Sebagai contoh, dalam industri pembiayaan (finansial), 75 persen serangan melibatkan aktivitas peretasan aplikasi web dengan meluncurkan DDoS (Distributed Denial of Service) untuk mengelabui server.

Teknik lainnya adalah card skimming. Ini adalah teknik penyerangan untuk mendapatkan data dari alat pemindai kartu kredit atau debit.

Infrastruktur Penyimpanan Data 

Berdasarkan data Sharing Vision, saat ini kebutuhan layanan pusat data di Indonesia mendekati 150.000 meter (raised floor). Diprediksi, pasar pusat data akan tumbuh 20-30 persen hingga 2017. Perlu diketahui, kebutuhan penyimpanan data besar tidak melulu diperuntukkan bagi perusahaan skala besar

Segala informasi yang berhubungan dengan konsumen, produk, dan jasa bisa menjadi dasar analisa pasar untuk mengembangkan bisnis, termasuk startup. Tak perlu khawatir. Jika jeli memilih, membangun infrastruktur pusat penyimpanan data terpusat tidak selalu mahal.

Pertimbangan paling penting adalah luas tempat penyimpanan, kebutuhan pendinginan dan daya, juga keamanan. Tak hanya itu. Penyimpan data (storage) harus bisa beroperasi tanpa konfigurasi rumit. Operasional dan pemeliharaan pun harus dipilih yang paling mudah dan tak mahal.

Selain itu, sistem penyimpanan data harus bisa dikembangkan sesuai perluasan bisnis sehingga tidak memerlukan perombakan besar-besaran ketika kebutuhan data semakin tinggi. Artinya, startup membutuhkan storage berdesain ramping agar penambahan data tidak memerlukan penambahan ruangan.

Untuk kebutuhan itu, kini banyak vendor yang menyediakan storage sesuai kebutuhan bisnisnya. Contohnya Lenovo yang menawarkan dua pilihan, yaitu tipe S2200 untuk entry SAN dan S3200 untuk kebutuhan data lebih besar.

Sebagai perbandingan, S2200 bisa mendukung koneksi 96 drive sedangkan S3200 mampu mendukung hingga 192 drive. Anda tinggal memilih mana yang paling cocok dengan kebutuhan penyimpanan data bisnis Anda.

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to Pos
× How can I help you?